PENGUJIAN HIPOTESIS
1. PENDAHULUAN
·
Hipotesis Statistik : pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.
·
Pengujian hipotesis berhubungan dengan penerimaan atau penolakan
suatu hipotesis.
·
Kebenaran (benar atau salahnya
) suatu hipotesis tidak akan pernah diketahui dengan pasti, kecuali kita
memeriksa seluruh populasi.
(Memeriksa seluruh populasi? Apa mungkin?)
·
Lalu apa yang kita lakukan,
jika kita tidak mungkin memeriksa seluruh populasi untuk memastikan kebenaran
suatu hipotesis?
·
Kita dapat mengambil sampel
acak, dan menggunakan informasi (atau bukti) dari sampel itu untuk menerima
atau menolak suatu hipotesis.
Penerimaan suatu hipotesis
terjadi karena TIDAK CUKUP BUKTI
untuk MENOLAK hipotesis tersebut dan
BUKAN karena HIPOTESIS ITU BENAR
dan
Penolakan suatu hipotesis
terjadi karena TIDAK CUKUP BUKTI
untuk MENERIMA hipotesis tersebut
dan BUKAN karena HIPOTESIS ITU SALAH.
·
Landasan penerimaan dan
penolakan hipotesis seperti ini, yang menyebabkan para statistikawan atau
peneliti mengawali pekerjaan dengan terlebih dahulu membuat hipotesis
yang diharapkan ditolak, tetapi dapat membuktikan bahwa pendapatnya dapat
diterima.
Perhatikan
contoh-contoh berikut :
Contoh 1.
Sebelum tahun 1993, pendaftaran mahasiswa
Universtas GD dilakukan dengan pengisian
formulir secara manual. Pada tahun 1993,
PSA Universitas GD memperkenalkan sistem pendaftaran "ON-LINE".
Seorang Staf
PSA ingin membuktikan pendapatnya “bahwa
rata-rata waktu pendaftaran dengan sistem ON-LINE akan lebih cepat dibanding dengan
sistem yang lama” Untuk membuktikan pendapatnya, ia akan membuat hipotesis
awal, sebagai berikut :
Hipotesis Awal : rata-rata waktu pendaftaran SISTEM
"ON-LINE" sama saja dengan
SISTEM LAMA.
Staf PSA
tersebut akan mengambil sampel dan berharap hipotesis awal ini ditolak,
sehingga pendapatnya dapat diterima!
Contoh 2 :
Manajemen PERUMKA mulai tahun 1992,
melakukan pemeriksaan karcis KRL lebih intensif dibanding tahun-tahun
sebelumnya, pemeriksaan karcis yang intensif berpengaruh positif terhadap
penerimaan PERUMKA. Untuk membuktikan
pendapat ini, hipotesis awal yang diajukan adalah :
Hipotesis Awal : TIDAK ADA PERBEDAAN penerimaan SESUDAH
maupun SEBELUM dilakukan perubahan sistem
pemeriksaan karcis.
Manajemen
berharap hipotesis ini ditolak, sehingga membuktikan bahwa pendapat mereka
benar!
Contoh 3.
(Kerjakan sebagai latihan!!!)
Eko Nomia S.E.,
seorang akuntan memperbaiki sistem pembebanan biaya di perusahaan tempatnya
bekerja. Ia berpendapat setelah
perbaikan sistem pembebanan biaya pada produk maka rata-rata harga produk
turun. Bagaimana ia menyusun hipotesis awal penelitiannya?
Hipotesis Awal :
.........?
PENJELASAN
·
Hipotesis Awal yang diharap
akan ditolak disebut : Hipotesis Nol
(
)

Hipotesis
Nol juga sering menyatakan kondisi yang menjadi dasar pembandingan.
·
Penolakan
membawa kita pada
penerimaan Hipotesis Alternatif (
) (beberapa buku menulisnya sebagai
)



·
Nilai Hipotesis Nol (
) harus menyatakan dengan pasti nilai parameter.


·
Sedangkan Nilai Hipotesis
Alternatif (
) dapat memiliki beberapa kemungkinan.


Contoh 4.(lihat Contoh 1.)
Pada sistem
lama, rata-rata waktu pendaftaran
adalah 50 menit
Kita akan
menguji pendapat Staf PSA tersebut, maka
Hipotesis awal
dan Alternatif yang dapat kita buat :


atau


Contoh 5
(lihat Contoh 2.)
Penerimaan
PERUMKA per tahun sebelum intensifikasi pemeriksaan karcis dilakukan = Rp. 3 juta.
Maka Hipotesis Awal dan Hipotesis Alternatif dapat disusun sebagai
berikut :


atau


PERHATIKAN
:
·
Penolakan atau Penerimaan
Hipotesis dapat membawa kita pada 2 jenis kesalahan (kesalahan= error = galat),
yaitu :
1. Galat Jenis 1 Penolakan Hipotesis Nol (
) yang benar

Galat Jenis 1
dinotasikan sebagai
a juga
disebut taraf nyata uji
Catatan : konsep dalam
Pengujian Hipotesis sama dengan konsep konsep
pada Selang Kepercayaan
2. Galat Jenis 2 Penerimaan Hipotesis Nol (
) yang salah

Galat Jenis 2
dinotasikan sebagai
·
Prinsip pengujian hipotesis
yang baik adalah meminimalkan nilai dan
·
Dalam perhitungan, nilai
dapat dihitung sedangkan nilai hanya
bisa dihitung jika nilai hipotesis alternatif sangat spesifik.
·
Pada pengujian hipotesis, kita lebih sering berhubungan dengan nilai . Dengan asumsi, nilai yang kecil juga mencerminkan nilai yang
juga kecil.
Catt : keterangan terperinci mengenai nilai dan ,
dapat anda temukan dalam bab
10, Pengantar Statistika, R. E.
Walpole)
·
Prinsip pengujian hipotesa adalah perbandingan nilai statistik uji (z hitung atau t hitung)
dengan nilai titik kritis (Nilai z tabel atau t Tabel)
·
Titik Kritis adalah nilai yang menjadi batas daerah penerimaan dan penolakan
hipotesis.
·
Nilai pada z atau t tergantung dari
arah
pengujian yang dilakukan.
2. ARAH
PENGUJIAN HIPOTESIS
·
Pengujian Hipotesis dapat
dilakukan secara : 1. Uji Satu Arah
2. Uji Dua Arah
2.1 UJI SATU ARAH
Pengajuan
dan
dalam uji satu arah adalah sebagai berikut:




Contoh 6.
Contoh Uji Satu Arah
a.
: = 50
menit b.
: = 3
juta




Nilai tidak dibagi dua, karena seluruh
diletakkan hanya di salah satu sisi selang
misalkan :




Wilayah Kritis **) :
atau


*)
adalah suatu rata-rata
yang diajukan dalam 


**) Penggunaan z atau t tergantung ukuran
sampel
sampel besar menggunakan z; sampel
kecil menggunakan t.




luas daerah terarsir
ini = a

![]() |
-z a atau - t(db;a) 0
daerah yang diarsir daerah penolakan hipotesis
daerah tak diarsir daerah penerimaan hipotesis
misalkan :




Wilayah Kritis **) :
atau






luas daerah terarsir

![]() |
0
z
a
atau t (db;a)
daerah terarsir daerah penolakan hipotesis
daerah tak terarsir daerah penerimaan hipotesis
2.2 UJI DUA ARAH
Pengajuan
dan
dalam uji dua arah
adalah sebagai berikut :




Contoh 7.
Contoh Uji Dua Arah
a.
: = 50
menit a.
: = 3
juta
: 50
menit
: 3
juta




Nilai dibagi dua, karena
diletakkan di kedua sisi selang
misalkan :




Wilayah Kritis **) :
dan


atau


*)
adalah suatu rata-rata
yang diajukan dalam 


**) Penggunaan z atau t tergantung ukuran
sampel
sampel besar menggunakan z; sampel
kecil menggunakan t.





luas daerah terarsir
luas daerah terarsir ini =
ini = a/2 = 0.5% a/2 = 0.5%


![]() |
-z a/2 atau 0
z a/2 atau
-t(db;a/2) t(db;a/2)
daerah terarsir daerah penolakan hipotesis
daerah tak terarsir daerah penerimaan hipotesis
3. PENGERJAAN UJI HIPOTESIS
3.1 Tujuh
(7) Langkah Pengerjaan Uji Hipotesis
1. Tentukan
dan


2* Tentukan statistik uji [ z atau t]
3* Tentukan arah pengujian [1 atau 2]
4* Taraf Nyata Pengujian [a atau a/2]
5. Tentukan nilai titik kritis atau daerah
penerimaan-penolakan 

6. Cari nilai Statistik Hitung
7. Tentukan Kesimpulan [terima atau tolak
]

*) Urutan
pengerjaan langkah ke2, 3 dan 4 dapat saling dipertukarkan!
M Beberapa Nilai z yang
penting




3.2 Rumus-rumus Penghitungan Statistik Uji
1. Rata-rata
dari Sampel Besar
2. Rata-rata
dari Sampel Kecil
3. Beda 2
Rata-rata dari Sampel Besar
4. Beda 2
Rata-rata dari Sampel Kecil
![]() |
Nilai Uji
Statistik
|
![]() |
Wilayah Kritis
|
1.
![]()
sampel besar
n
![]() |
![]()
s dapat diganti
dengan s
|
![]() ![]() ![]() |
![]() ![]() ![]() ![]() |
2.
![]()
sampel kecil
n<30
|
![]() |
![]() ![]() ![]() |
![]() ![]() ![]() ![]()
db = n-1
|
3.
![]()
sampel-sampel besar
![]() ![]() ![]() ![]() |
![]()
Jika
![]() ![]() ![]() ![]() |
![]() ![]() ![]() |
![]() ![]() ![]() ![]() |
![]() |
Nilai Uji Statistik
|
![]() |
Wilayah Kritis
|
4.
![]()
sampel -sampel kecil
![]() ![]() |
![]() |
![]() ![]() ![]() |
![]() ![]() ![]() ![]()
db =
![]() |
3.2.1 Uji Hipotesis Rata-rata Sampel Besar
Contoh 8 :
Dari 100 nasabah bank rata-rata melakukan
penarikan $495 per bulan melalui ATM, dengan simpangan baku = $45. Dengan taraf
nyata 1% , ujilah :
a) apakah
rata-rata nasabah menarik melalui ATM kurang dari $500 per bulan ?
b} apakah
rata-rata nasabah menarik melalui ATM tidak sama dengan $500 per bulan ?
(Uji 2 arah, a/2 = 0.5%, statistik uji=z)
Jawab :
Diketahui:
= 495 s
= 45 n=100
=500 a=1%


a) 1.
: m = 500
: m < 500


2* statistik uji : z ® karena
sampel besar
3* arah pengujian : 1 arah
4* Taraf Nyata Pengujian = a = 1% = 0.01
5. Titik kritis ® z < -
® z < - 2.33

6. Statistik Hitung



7. Kesimpulan
: z hitung = -1.11 ada di daerah
penerimaan 







luas daerah
terarsir

Daerah penerimaan 


b) Coba anda
kerjakan sebagai latihan ! (
: m¹ 500; Uji 2 arah, a/2 =
0.5%, statistik

uji=z)
3.2.2. Uji Hipotesis Rata-rata Sampel Kecil
Contoh 9 :
Seorang job-specialist
menguji 25 karyawan dan mendapatkan bahwa rata-rata penguasaan pekerjaan
kesekretarisan adalah 22 bulan dengan simpangan baku = 4 bulan. Dengan taraf nyata 5% , ujilah :
a) Apakah
rata-rata penguasaan kerja kesekretarisan lebih dari 20 bulan?
b) Apakah
rata-rata penguasaan kerja kesekretarisan tidak sama dengan 20 bulan?
Jawab:
Diketahui :
= 22 s = 4 n = 25
= 20 a = 5%


a) Ditinggalkan
sebagai latihan (
: m > 20; uji 1 arah, a=5%,
statistik uji = t, db = 24)

b) 1.
: m = 20
: m ¹ 20


2* statistik uji : t ® karena
sampel kecil
3* arah pengujian : 2 arah
4* Taraf Nyata Pengujian = a = 5% = 0.05
a/2 = 2.5%
= 0.025
5. Titik kritis
db
= n-1 = 25-1 = 24
Titik kritis ®
dan 


t < -t (24; 2.5%) ® t <
-2.064 dan
t >
t (24; 2.5%) ® t > 2.064
6. Statistik Hitung



7. Kesimpulan : t hitung = -2.5 ada di daerah penolakan 



rata-rata penguasaan pekerjaan kesekretarisan ¹ 20 bulan
![]() |




luas daerah terarsir luas daerah terarsir ini =
ini = a/2 = 2.5% a/2 = 0.5%


Daerah
penerimaan

![]() |
-2.064 0 2.064
3.2.3 Uji Hipotesis Beda 2 Rata-rata Sampel Besar
Contoh 10 :
Berikut adalah
data nilai prestasi kerja karyawan yang mendapat training dengan yang tidak
mendapat training.
|
DGN TRAINING
|
TANPA TRAINING
|
rata-rata
nilai prestasi
|
![]() |
![]() |
ragam
|
![]() |
![]() |
ukuran sampel
|
![]() |
![]() |
Dengan taraf
nyata 5 % ujilah :
a. Apakah perbedaan rata-rata nilai
prestasi kerja
> 0?

b. Apakah ada perbedaan rata-rata prestasi kerja
¹ 0?

Jawab : a = 5 %
= 0

a) 1.
:
= 0
:
> 0




2* statistik uji : z ® karena
sampel besar
3* arah pengujian : 1 arah
4* Taraf Nyata Pengujian = a = 5%
5. Titik kritis ® z >
® z > 1.645

6. Statistik Hitung



7. Kesimpulan : z hitung = 4 ada di daerah penolakan



b) Coba anda
kerjakan sebagai latihan (
:
¹ 0; Uji 2 arah, a/2 = 2.5%, statistik


uji=z)
3.2.4 Uji Hipotesis Beda 2 Rata-rata Sampel Kecil
Contoh 11 :
Berikut adalah
data kerusakan produk yang dibuat oleh karyawan shift malam dan siang.
|
SHIFT MALAM
|
SHIFT SIANG
|
rata-rata
kerusakan
|
![]() |
![]() |
ragam
|
![]() |
![]() |
ukuran sampel
|
![]() |
![]() |
Dengan taraf
nyata 1 % ujilah :
a) Apakah perbedaan rata-rata kerusakan
< 10?

b) Apakah ada perbedaan rata-rata
kerusakan
¹ 10?

Jawab : a = 1 %
= 10

a) Coba kerjakan
sendiri !
(
:
< 10; uji 1 arah, a=1%, statistik uji = t, db = 13 + 12 - 2 = 23)


b) 1.
:
= 10
:
¹ 10




2* statistik uji : t ® karena
sampel kecil
3* arah pengujian : 2 arah
4* Taraf Nyata Pengujian = a = 1% = 0.01
a/2 = 0.5%
= 0.005
5. Titik kritis
db
=
+
- 2 = 13+ 12 - 2 = 23


Titik kritis ®
dan 


t < -t (23; 0.5%) ® t <
-2.807 dan
t >
t (23; 0.5%) ® t > 2.807
6. Statistik Hitung


7. Kesimpulan : t hitung = -3.3 ada di daerah penolakan 



ËË SWWR-MKG-BGH ËË